Ngorok atau mendengkur saat tidur tidak hanya mengganggu orang lain di
sekitar, tetapi juga merusak kualitas tidur. Untungnya para ilmuwan
telah menemukan cara baru untuk mengatasinya, yakni dengan 'menggelitik'
dagu dengan listrik.
Alat kecil bertenaga listrik tersebut memberikan kejutan elektrik yang menstimulasi otot-otot di dagu agar tidak lemas saat tidur. Umumnya, ngorok terjadi karena otot-otot di sekitar tenggorokan tersebut melemah saat tidur sehingga saluran napas menyempit.
Sebagai terapi baru, teknologi bernama Continuois Transcutaneous Electrical Stimulation tersebut kini tengah menjalani diuji coba oleh Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust di London. Sedikitnya 33 orang dengan masalah tidur dilibatkan dalam riset tersebut.
Hasil sementara menunjukkan, alat ini cukup efektif melegakan saluran napas selama tidur. Uji coba lain di Tohoku University School of Medicine dengan peserta lebih sedikit yakni 6 orang juga menunjukkan 50 persen perbaikan setelah menggunakan alat ini.
Kejutan elektrik untuk 'menggelitik' dagu tidak berlangsung sepanjang malam, melainkan hanya 10 menit saat mulai ngorok, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (9/4/2013). Untuk mengetahui bahwa gejala ngorok mulai muncul, alat ini dilengkapi microphone kecil yang akan mengaktifkan gelitikan elektrik saat mulai berisik.
Kondisi yang sangat berhubungan dengan ngorok adalah obstructive sleep apnea (OSA) atau henti napas saat tidur. Penyebabnya sama seperti ngorok, namun lebih ekstrem karena membuat seseorang mengalami henti napas hingga ratusan kali sepanjang malam.
Diperkirakan, 4 persen dari orang dewasa usia paruh baya mengalami OSA dengan berbagai tingkat keparahan. Umumnya disertai dengan ngorok, yang lebih mudah dikenali karena suaranya yang keras sangat mengganggu orang lain yang ada di sekitarnya.
Pada perempuan, kondisi ini b isa diperparah oleh menopause. Perubahan hormonal yang terjadi pada masa tersebut diyakini membuat otot-otot di sekitar tenggorokan dan pita suara menjadi lebih rileks dari yang seharusnya. Saat tidur, saluran udara jadi mudah menyempit.
Alat kecil bertenaga listrik tersebut memberikan kejutan elektrik yang menstimulasi otot-otot di dagu agar tidak lemas saat tidur. Umumnya, ngorok terjadi karena otot-otot di sekitar tenggorokan tersebut melemah saat tidur sehingga saluran napas menyempit.
Sebagai terapi baru, teknologi bernama Continuois Transcutaneous Electrical Stimulation tersebut kini tengah menjalani diuji coba oleh Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust di London. Sedikitnya 33 orang dengan masalah tidur dilibatkan dalam riset tersebut.
Hasil sementara menunjukkan, alat ini cukup efektif melegakan saluran napas selama tidur. Uji coba lain di Tohoku University School of Medicine dengan peserta lebih sedikit yakni 6 orang juga menunjukkan 50 persen perbaikan setelah menggunakan alat ini.
Kejutan elektrik untuk 'menggelitik' dagu tidak berlangsung sepanjang malam, melainkan hanya 10 menit saat mulai ngorok, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (9/4/2013). Untuk mengetahui bahwa gejala ngorok mulai muncul, alat ini dilengkapi microphone kecil yang akan mengaktifkan gelitikan elektrik saat mulai berisik.
Kondisi yang sangat berhubungan dengan ngorok adalah obstructive sleep apnea (OSA) atau henti napas saat tidur. Penyebabnya sama seperti ngorok, namun lebih ekstrem karena membuat seseorang mengalami henti napas hingga ratusan kali sepanjang malam.
Diperkirakan, 4 persen dari orang dewasa usia paruh baya mengalami OSA dengan berbagai tingkat keparahan. Umumnya disertai dengan ngorok, yang lebih mudah dikenali karena suaranya yang keras sangat mengganggu orang lain yang ada di sekitarnya.
Pada perempuan, kondisi ini b isa diperparah oleh menopause. Perubahan hormonal yang terjadi pada masa tersebut diyakini membuat otot-otot di sekitar tenggorokan dan pita suara menjadi lebih rileks dari yang seharusnya. Saat tidur, saluran udara jadi mudah menyempit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar