Kamis, 23 Februari 2012

Jangan remehkan kekuatan jejaring


"Bukan apa yang Anda ketahui, melainkan siapa yang Anda kenal." Anda masih meyakini hal itu?

Adagium lama tersebut memang masih valid dan relevan tetapi banyak perspektif penting lain yang tidak dapat dijelaskan oleh kata-kata klasik mengenai membangun jejaring itu. Pasalnya, efektivitas sebuah jejaring dalam kehidupan profesional seseorang tidak melulu ditentukan oleh keluasannya (size).

Ada seorang eksekutif yang mampu merambah ke posisi puncak berkat manfaat jejaring yang dia bangun. Ketika ditanya apa rahasia sukses dalam berkarier, jawabannya sederhana saja: people.
Di kantor, people yang dia maksudkan jelas adanya. Pertama, sang bos yang tidak hanya selalu mendukung pengembangan kapabilitasnya tetapi juga mentor yang dapat diandalkan. Kedua, seorang kepala divisi yang selalu 'diganggu' untuk kegiatan 'cuci otak' (brainstorming) bulanan, dan ketiga, anak buah yang dapat diandalkan bila ada tugas-tugas yang harus didelegasikan.

Eksekutif tadi memang tipe profesional yang ingin bekerja secara efektif untuk menghasilkan performa maksimal. Tidak menghabiskan waktunya untuk hal-hal membuatnya dirinya menjadi kontra produktif. Hal ini bukan berarti dia tidak gaul. Namun kawan tadi dapat membedakan sekaligus mengidentifikasi orang-orang dalam pantauan 'radarnya' yang benar-benar dapat diandalkan untuk mendukung tujuannya dalam mencapai sasaran organisasi.

Secara sederhana bisa dikatakan bahwa dia tidak akan membahas hal-hal serius dengan mereka yang cenderung menyukai hura-hura. Sebaliknya demikian.

Di luar kantor, jejaring yang dibangun juga 'biasa-biasa saja' dan berlandaskan pada tiga kemitraan strategis. Melalui kemitraan ini dia berharap dapat menyerap ide positif sebanyak-banyaknya.

Sederhana bukan? Namun jejaring tersebut terbukti efektif untuk pengembangan karier. Eksekutif yang saya ceritakan ini bukan mau menyombongkan diri dengan mengaku-ngaku mengenal banyak orang penting yang bersedia membantunya kapan saja. Justru, jejaring yang dia bangun adalah sesuatu yang sangat powerful dalam artian sebenarnya. Dia bekerja apa adanya, bukan karena distorsi atau campur tangan orang-orang penuh kuasa dalam jejaring (high-powered contact).

Tidak sulit membangun jejaring yang efektif seperti diterapkan kawan saya tadi. Yang jelas, buang jauh-jauh dahulu anggapan bahwa jejaring ampuh hanya bisa bekerja bila ukurannya besar atau luas dan berisi orang-orang yang powerful. Lebih celaka lagi bila orang-orang itu hanya sok kuasa.

Rob Cross, Associate Professor di McIntire School of Commerce, Universitas Virginia, AS dan Robert Thomas, Executive Director Accenture Institute for High Performance, menggarisbawahi empat pijakan bagi profesional untuk berkembang melalui jejaring.

Dalam ulasannya yang lugas bertajuk A smarter way to network di Harvard Business Review beberapa waktu lalu, mereka menekankan bahwa analisa, pemeringkatan, keragaman, dan kapitalisasi harus menjadi acuan seseorang dalam mengembangkan jejaring.

Dalam analisa, Anda menentukan siapa saja orang-orang yang layak masuk dalam jejaring. Apakah mereka berada dalam tim, unit, dan perusahaan yang sama atau dari luar? Manfaat apa yang bisa diperoleh dari mereka? Bagaimana membuat jejaring ini berjalan dengan dinamis?

Sekali lagi, orang-orang yang akan dimasukkan dalam daftar tidak harus yang punya kuasa atau karisma.
Setelah itu, tentukan posisi mereka berdasarkan peringkat. Jangan segan-segan untuk menghapus daftar yang terbukti tidak membawa manfaat. Delete saja mereka, atau bila ingin lebih moderat, cukup ambil strategi menjauh.

Selanjutnya, identifikasi sasaran strategis yang ingin dicapai dengan memanfaatkan seoptimal mungkin jejaring. Misalnya, dalam dalam meningkatkan penjualan, omzet atau pendapatan. Saring sebanyak mungkin rekomendasi bisnis dari mereka untuk diolah menjadi keputusan yang tepat.

Bila tahapan tadi benar-benar dijalankan, Cross dan Thomas optimistis seorang profesional mampu memperoleh manfaat maksimal melalui jejaring.

"Using your contacts as effectively as you can."

Apa yang disampaikan kedua pakar manajemen itu memperkuat telaah William C. Byham,  Chairman dan CEO Development Dimensions International, dalam tulisannya berjudul Start networking right away (even if you hate it).

'Resep' yang ditawarkan tidak terlalu berbeda. Pertama, tentukan siapa saja yang harus menjadi jejaring Anda. Bisa saja ada ratusan nama masuk dalam daftar teman Anda di Facebook. Namun apakah mereka jejaring Anda juga?

Persoalan 'siapa' ini bukan sekadar teman yang ditemui dan mengobrol saat makan siang. Untuk itu, Anda perlu menjawab beberapa pertanyaan mendasar: Siapa yang dapat membantu saya? Siapa saja yang mengetahui perkembangan aktual di kantor atau siapa yang kerjaannya cuma ngobrol ngalor-ngidul?

Kedua, jangan pernah lupa untuk memperkenalkan diri Anda. Ingatlah, orang akan lebih hormat dari yang Anda kira. Rasanya kita tidak akan memandang sebelah mata bila ada seseorang berkata, "Saya orang baru di bidang ini dan saya berusaha untuk mengenal orang yang...."

Ketiga, jejaring tidak mungkin satu arah. Jejaring akan jauh lebih hidup dan bermanfaat jika dilakukan bersama-sama, tidak oleh satu pihak saja, sementara pihak lainnya pasif.

Berapa lama waktu yang Anda sisihkan untuk membina jejaring? Kebanyakan eksekutif menghabiskan waktu minimal sekitar 1 jam dalam sepekan untuk urusan ini. Ingatlah lagi, selain waktu, kualitas juga penting.

Alhasil, semakin bernilai upaya Anda untuk memperkokoh jejaring, kian besar pula hasil yang akan diperoleh.


 http://www.bisnis.com/articles/jangan-remehkan-kekuatan-jejaring

1 komentar:

Anonim mengatakan...

benae banget nih gan

Trade traffic with me using 2leep.com system